Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

PENGAWASAN RAJA PADA BAWAHANYA
Az-Zuhri bercerita, “Pada suatu hari aku mendatangi Abdul Malik bin
Marwan, lalu dia bertanya padaku, “Dari mana kamu datang?” tanyanya.
“Aku dari Makkah,” jawabku. “Lalu siapa yang menggantikanmu memimpin
makkah?” lanjutnya, “Atha’ bin Ribah,” jawabku. “Berasal dari keturunan
Arab atau jelata?” tanyanya lagi, “Dari jelata,” jawabku. “Dengan
berdasarkan apa dia bisa melebihi orang Arab?” “Berdasarkan keagamaanya,
dan sifat amanahnya.” Imam az-Zuhri mengatakan bahwa orang yang
memiliki kapasitas keagamaan dan bisa dipercaya-lah yang pantas jadi
pemimpin manusia. Lalu siapa yang memimpin propinsi Yaman?” tanya
Abdul Malik lagi. “Thawus bin Kisan,” jawabku. Kemudian ia juga
menanyakan apakah berasal dari keturunan Arab atau jelata dan seterusnya,
dan jawabanku seperti yang pertama. Ia bertanya lagi, “Siapa yang
memimpin tanah Mesir?” “Yazid bin Habib,” jawabku. Ia juga menanyakan
seperti yang sebelumnya dan aku juga memberikan jawaban yang sama. Ia
bertanya lagi, “Siapa yang memimpin propinsi Jazirah?” “Maimun bin
Miahran”, jawabku. Pertanyaan selanjutnya dan jawabanku sama dengan
yang sebelumnya. Lalu ia bertanya lagi, “Siapa yang memimpin propinsi
Syam?” “Makhul Addimasqa,” jawabku. “Siapa yang memimpin Khurasan?”
tanyanya. “Dhahak bin Muzaham,” jawabku. “Siapa yang memimpin
Basrah?” tanyanya. “Hasan bin Abil Hasan,” jawabku. “Siapa yang
memimpin Kufah?” “Ibrahim an-Nakha’i,” jawabku. Ia mengajukan
pertanyaan lagi seperti yang pertama dan aku jawab, “Dia berasal dari
keturunan Arab.” “Celakalah kamu wahai Zuhri kamu telah menentangku.
Demi Allah, keturunan jelata seperti Zuhri akan menjadi pemimpin bagi
orang Arab, hingga mereka memberikan khutbah di atas mimbar, sementara
orang Arab di bawahnya.” Aku pun menjawab, “Wahai amirul mukminin!
Itu semua adalah perintah Allah, hak Allah, dan agama Allah. Barangsiapa
menjaganya, maka ia pantas menjadi pemimpin; dan barangsiapa menyianyiakanya,
maka ia akan dijatuhkan. Allahlah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Waspada.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar