Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

ANUGERAH ALLAH ATAS IBADAH YANG SEDIKIT
Sesungguhnya Abdullah bin Jad’an pada mulanya adalah seorang yang
fakir, buruk tingkah lakunya, pendusta, dan sering berkelahi, sehingga
membuat marah orang tua dan teman-temannya, lalu mereka mengusirnya
dan bersumpah tidak mau menerimanya kembali. Ia berjalan di lereng
perbukitan di Makkah dalam keadaan bingung dan susah, dia berharap segera
mati. Ia terus-menerus berjalan sampai suatu ketika ia mendapati bongkahan
tanah yang luas, lalu ia masuk ke dalamnya. Ia berharap di dalamnya ada ular
besar atau sesuatu yang membunuhnya agar terbebas dari kehidupan. Di situ
ia melihat naga jantan yang besar, kedua matanya bersinar seperti lampu,
naga tadi menuju ke arahnya. Maka ia pun mundur dan berlari. Ular itu
kembali lagi, ia pun kembali lagi masuk. Lalu naga tadi juga melihatnya lagi,
tetapi sekarang ia tidak takut, ia hadang ular itu, lalu memukulnya. Ternyata
naga tersebut terbuat dari perak dan matanya dari berlian yaqut. Kemudian ia
memecahkan naga tersebut, lalu mencongkel matanya. Ternyata di baliknya
ada banyak ruang seperti sebuah rumah, ia memasuki. Di dalamnya terdapat
sesosok yang besar dan panjang. Di bagian atas terdapat lempengan perak,
yang disitu tertulis sejarahnya. Dan sesungguhnya mereka itu orang-orang
tersebut dari kerajaan jurhum. Ia melangkah maju lagi, dan di tengah tengah
ruangan ia melihat tumpukan intan yaqut, lu’lu’, zabarjud, dan emas yang
sangat banyak. Kemudian ia mengambil sedapatnya, lalu menutup pintunya
dan memberi tanda. Kemudian mengirimkan sebagian dari yang didapatinya
pada orang tuanya, supaya mendapat ridhaanya. Datanglah teman-temanya,
lalu ia memimpin teman-temanya, memberi makan, dan berbuat baik pada
yang membutuhkan dari harta karun tersebut. Sampai-sampai Nabi saw.
bersabda, “Ingin rasanya aku berteduh dari terik matahari di tempat Abdullah
bin Jad’an.” “Apakah hal itu bermanfaat baginya?” tanya Aisyah. “Tidak,”
jawab Nabi saw., karena dia tidak pernah mengatakan, “Ya Allah!
Ampunkanlah kesalahanku di hari pembalasan.” Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar