Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

KISAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
Pada zaman Umar bin Abdul Aziz pernah terjadi musim paceklik. Lalu
datanglah utusan dari berbagai negeri Arab. Para utusan tadi memilih salah
seorang di antara mereka untuk menghadap Umar bin Abdul Aziz. Setelah
menghadap orang itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Kami menghadap
tuan karena ada bahaya yang besar, kulit kami telah kering di badan
dikarenakan kurang makan. Harapan kami hanyalah Baitul Mal (harta
pemerintah yang disiapkan untuk orang fakir miskin). Harta itu tidak akan
sepi dari tiga perkara, adakalanya untuk Allah, adakalanya untuk paduka, dan
adakalanya untuk hamba Allah. Apabila diperuntukkan bagi Allah, maka
Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, apabila diperuntukkan bagi tuan, maka
sedekahkanlah pada kami! Karena Allah akan membalasnya, dan bila untuk
hamba Allah, maka berilah hak-hak mereka!” Meneteslah air mata Umar bin
Abdul Aziz mendengar itu, lalu berkata, “Sungguh seharusnya memang
seperti yang engkau katakan, wahai juru bicara para utusan!” Kemudian
Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
dari Baitul Mal. Ketika mereka semua bermaksud keluar untuk mendapatkan
bagiannya, berkatalah Umar kepada utusan tadi, “Hai lelaki yang merdeka!
Sebagaimana engkau sampaikan keinginan mereka kepadaku dan kamu
perdengarkan suara mereka kepadaku, maka sampaikan kata-kata dan
keinginanku kepada Allah!” Lalu seorang Badwi menengadahkan wajahnya
ke langit sambil berdo’a, “Wahai Rabbku! Demi kemuliaan dan keagungan-
Mu! Berbuatlahh untuk Umar sebagaimana Engkau berbuat kepada hamba-
Mu!” Belum selesai si Badwi memanjatkan do’anya, tiba-tiba hujan turun
dengan deras, lalu jatuhlah segumpal salju berbentu kendi, dan akhirnya
pecah. Dari pecahan tersebut keluarlah sebuah kertas yang bertuliskan: “Ini
adalah pembebasan dari Allah, Dzat Yang Mulia untuk Umar bin Abdul Aziz
dari api neraka.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar