Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

ADIL KEPADA RAKYAT
Suatu ketika Anusirwan yang adil keluar untuk berburu. Dia terpisah dari
para pengawalnya dikarenakan mengejar buruannya, lalu ia merasa melihat
sebuah tempat yang dekat darinya. Maka ia mendatangi rumah salah seorang
penduduk untuk meminta air minum, kemudian keluarlah seorang bocah
wanita. Ketika bocah tadi melihat Anusirwan, ia berlari masuk kembali ke
dalam rumah, dengan segera ia memeras batang tebu, dicampur dengan air,
lalu ia membawanya keluar, dan memberikannya kepada Anusirwan.
Sebelum meminumnya, Anusirwan melihat kedalam tempat minuman,
ternyata ada kotoran dan debu. Maka ia meminumnya sedikit demi sedikit
sampai akhirnya habis. Lalu ia berkata, “air yang nikmat adalah yang tidak
ada kotorannya.” “Saya sengaja menjatuhkan kotoran pada mmuman itu,”
jawab bocah wanita tadi. “Mengapa engkau lakukan itu?” tanya Anusirwan.
“Karena aku melihat hebatnya dahaga yang engkau rasakan, aku khawatir
engkau akan menghabiskan dalam sekali teguk yang menyebabkan engkau
tersedak oleh kotoran,” jawab bocah tadi. Anusirwan takjub dengan
kecerdasan bocah tadi, lalu ia bertanya lagi, “Berapa batang tebu yang kamu
peras dalam satu gelas tadi?” “Satu,” jawab si bocah. Semakin tambah heran
ia. Kemudian ia berlalu dari bocah tadi dan mencari tahu berapa besar
penghasilan penduduk daerah tersebut. Ternyata penghasilan daerah tersebut
sangat sedikit, maka di dalam hati ia bermaksud menambahnya. Setelah
beberapa waktu ia kembali lagi ke tempat itu sendirian, ia mendatangi lagi
bocah wanita tadi untuk meminta minuman, lalu keluarlah bocah tadi dengan
sendirinya. Ketika melihat Anusirwan, tahulah ia, maka dengan segera ia
masuk kembali untuk membuatkan minuman. Kali ini ia membuat minuman
agak lama. Ketika bocah tadi keluar untuk memberikan minuman,
bertanyalah Anusirwan, “Kamu sangat lama, kenapa?” Si bocah menjawab
“Keinginanmu tidak akan tercukupi dengan hanya satu batang tebu, akan
tetapi dengan tiga batang tebu.” “Apa sebabnya?” tanya Anusirwan.
“Perbedaan niat tuan! Saya mendengar bahwa bila niat seorang penguasa
berubah, maka kebaikan dan keberkahan kaum akan hilang,” jawab si bocah.
Anusirwan pun tertawa, dia mengurungkan niat hatinya untuk menambah
penghasilan daerah tersebut. Kemudian ia menikahi bocah wanita tadi karena
takjub akan kecerdasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar