Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

KEUTAMAAN BERSERAH PADA KEPUTUSAN ALLAH
Diceritakan bahwa sesungguhnya Thariq as-Shadiq (yang tulus)
dijuluki demikian karena suatu peristiwa yang terjadi padanya. Ketika ia
terjatuh di sumur tua, lewatlah sekelompok orang yang akan berangkat haji,
lalu berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sebaiknya kita tutup lubang
sumur ini agar tidak ada orang yang terperosok ke dalamnya.” Mendengar
perkataan mereka, aku berkata dalam hatiku, “Kalau memang aku orang
yang tulus, aku harus diam, maka Thariq pun diam saja. Orang-orang itu pun
menutup lubang sumur, kemudian pergi. Dalam keadaan gelap gulita aku
berada dalam sumur, tiba-tiba aku menemukan dua buah lentera, sehingga
dengan kedua lentera itu aku dapat melihat sekeliling. Tiba-tiba ada seekor
ular besar menuju ke arahku. Aku pun berkata dalam hati, “Saat ini akan
kelihatan apakah aku tergolong orang yang tulus ataukah pendusta?” Ketika
ular itu sampai padaku, aku mengira bahwa ia akan memakanku. Ternyata
ular itu naik ke arah bibir sumur, lalu melilitkan ekornya di leher dan kakiku,
dan membawaku seperti menggendong seorang bayi. Kemudian ular tersebut
naik dan mengangkat semua penutup sumur tua tersebut. Kemudian ia
mengangkatku hingga ke atas tanah, lalu ia melepaskan lilitan ekornya dari
tubuhku. Dalam keadaan demikian, tiba-tiba aku mendengar suara tanpa
wujud, “Ini adalah kasih sayang Tuhanmu, Dia telah menyelamatkan kamu
dari musuhmu dengan perantaraan musuhmu.” Karena kejadian tersebut
Thariq dijuluki as-Shadiq (yang tulus menerima apapun yang akan
ditetapkan Allah untuknya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar