Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

QANA’AH (APA ADANYA)
Uwais al-Yamaniy bercerita, “Dahulu ada seseorang yang mengalami
sakit keras, dia memiliki empat orang anak. Salah seorang diantara mereka
berkata, “Apakah kalian sanggup menanggung sang ayah (merawatnya
selama sakit) dan kalian tidak mendapatkan warisan sedikitpun? atau aku
yang menanggungnya dan aku tidak .mendapat warisan?” Ketiga saudaranya
tersebut tidak ada yang mau, maka ia sendiri yang merawat dan menanggung
ayahnya sampai meninggal dunia. Maka ia pun tidak mengambil bagiannya
dari harta warisan. Ketika dia tidur, ia bermimpi ada seorang berkata
padanya, “Datanglah ke tempat anu dan ambillah di sana uang seratus
dirham, tetapi tidak ada keberkahan di dalamnya!” Pagi harinya ia
menceritakan mimpi itu pada istrinya, maka si istri menyuruhnya untuk
mengambil uang tersebut, tetapi suaminya tidak mau. Malam berikutnya ia
bermimpi lagi seperti sebelumnya, dalam mimpi ia di beritahu “Pergilah ke
tempat anu dan ambillah di sana uang sepuluh dinar, tetapi tidak ada
keberkahan di dalamnya!” Paginya ia pun bermusyawarah dengan istrinya
tentang mimpinya itu, istrinya menyuruhnya agar mengambil uang tersebut,
tetapi kali ini pun suaminya tidak mau. Pada malam yang ketiga ia pun
bermimpi lagi seperti sebelumnya dalam mimpi ia di beritahu, “Pergilah ke
tempat anu dan ambillah di sana uang satu dinar dan terdapat keberkahan
didalamnya!” Keesokan harinya ia pergi ke tempat tersebut dan mengambil
uang satu dirham. Ketika hendak pulang, ia bertemu dengan penjual ikan
yang membawa dua ekor ikan. Ia bertanya pada penjual ikan tersebut,
“Dengan harga berapa kamu jual ikan itu??” “Satu dinar”, jawab penjual
ikan. Maka ia pun membeli kedua ikan tersebut, lalu membawanya pulang ke
rumahnya. Ketika sampai di rumah, ia membelah ikan itu, ternyata di dalam
perut ikan tersebut terdapat mutiara yang sangat mahal. Kemudian ia
membawa salah satu ikan yang berisi mutiara tersebut kepada raja. Ketika ia
memberikan ikan tersebut, sang raja membayarnya dengan harga yang sangat
tinggi. Sang raja berkata, “Mutiara ini kurang begitu indah jika tanpa
pasangannya, karena itu bawalah kemari mutiara yang satunya lagi, pasti aku
akan membayarnya dengan harga yang sama!” Maka orang itu pun
mengambilnya lalu diberikan pada raja, dan sebagai imbalanya sang raja
membayarnya sesuai harga yang dijanjikannya, maka bertambah banyaklah
harta orang itu. Itulah keberkahan yang diperolehnya, karena ia telah
merawat sang ayah dengan rela hati (tanpa pamrih).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar