Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

PENGALAMAN KEKASIH ALLAH YANG MENAKJUBKAN
Ibrahim al-Khawas berkata bahwa sebagian orang terkemuka pernah
bertanya padaku tentang pengalamanku yang paling menakjubkan, maka aku
pun bercerita: “Aku pernah berdiri di halaman rumahku di pinggir pantai
berbulan-bulan lamanya sambil membuat keranjang, lalu melemparnya ke
laut. Pada suatu hari terbetik dalam fikiranku, ke mana keranjang-keranjang
itu akan pergi? Lalu aku berusaha mencegatnya di pinggir sungai beberapa
saat. Tiba-tiba aku bertemu nenek-nenek sedang menangis, lalu kutanya,
“Kenapa engkau menangis?” Dia menjawab, “Aku memiliki lima anak
perempuan yang ayahnya sudah meninggal, sementara aku sendiri adalah
orang fakir. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, maka aku datang ke
sungai ini, lalu aku mendapati keranjang dan mengambilnya, kemudian saya
pulang untuk menjual keranjang tersebut. Hasil penjualan itu kemudian saya
belikan makanan, dan itulah pekerjaanku untuk mendapatkan makanan. Pada
hari ini saya datang intuk itu, namun kali ini saya tidak mendapati keranjang
keranjang tersebut, padahal anak-anakku sedang menanti.” Mendengar
ceritanya aku menangis dan berkata, “Tuhan, seandainya aku tahu bahwa dia
memiliki lima anak, tentu aku akan menambah keranjang-keranjang itu.”
Lalu aku bilang padanya, “Jangan bersedih, aku adalah orang yang membuat
keranjang-keranjang itu.” Aku pun mengantarnya pulang. Kemudian aku
kembali ke hutan sambil memikirkan ciptaan Allah. Karena lelah, aku
tertidur di bawah pohon, tiba-tiba datanglah makhluq halus dan berkata,
“Bangunlah dan pergilah dari sini! “Sebentar! Aku mau istirahat,” jawabku.
Makhluq itu berkata lagi, “Hai Khawas! Di belakangmu ada anak kecil yang
sedang kelaparan bagaimana kamu bisa tidur?” Mendengar suara itu aku
sadar bahwa ia memberi nasehat, sehingga hilanglah rasa kantukku. Suara itu
berkata lagi, “Hai Ibrahim! Aku memiliki makanan yang halal dan haram,
yang halal adalah delima yang tumbuh di gunung ini, sedang yang haram
adalah dua ekor ikan yang aku ambil dari dua orang pemancing, karena salah
satu dari keduanya mengkhianati sahabatnya. Ambillah yang halal dan
tinggalkan yang haram!” Maka aku pun mengambil delima, lalu aku kembali
ke tempat nenek-nenek tadi dan mencarinya pagi sore, sampai suatu hari
ketika aku sedang berada di masjid bersama jamamah, tiba tiba ada suara
teriakan. Lalu aku keluar dari masjid yang terletak di depan pasar dan
berfikir bahwa sebentar kemudian aku akan kembali lagi. Akan tetapi hati
kecilku menolaknya, lalu aku pun memasuki pasar itu. Ketika aku masuk,
tiba-tiba aku bertemu anjing yang menggonggong padaku, maka aku kembali
ke masjid dan berfikir beberapa saat, aku pun kembali ketempat semula,
ketika aku melihat anjing itu, ia menggerak gerakkan ekornya, lalu dia
mengajakku mendekati sebuah pintu rumah. Ternyata pemilik rumah itu
adalah seorang pemuda yang tampan lagi ramah, dia keluar menemuiku dan
berkata, “Jangan heran terhadap gonggonganya, karena ia mengajari adab
bagi yang memahaminya, pemuda tadi bercerita panjang lebar sampai
selesai, lalu katanya, “Berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan
mengulangi apa yang pernah kamu lakukan.” Ibrahim pun lalu memecahkan
semua kendi-kendinya dan bertaubat dengan sebaik-nbaiknya. Dan ia berjanji
tidak akan lagi bergantung kepada selain Allah, tidak akan berhenti berdzikir
kepada Allah, dan tak akan lali beribadah kepada-Nya sampai ajal
menjemputnya. Kemudian berjumpa dengan Allah Rabbul ‘alamin sebagai
salah satu dari para wali Allah yang taat dan ikhlas. Semoga Allah meridhai
mereka semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar