Jumat, 24 Desember 2010

Jumat, 24 Desember 2010

KEUTAMAAN TAAT
Ada seorang pemuda dari kaum Bani Israil yang sakit parah, maka ibu
pemuda itu bernadzar, bahwa jika Tuhan memberi kesembuhan pada
anaknya, maka si ibu bersedia mati (keluar dari dunia) selama tujuh hari.
Kemudian Allah menyembuhkan penyakit pemuda tersebut, tetapi si ibu
tidak juga melaksanakan nadzarnya.
Pada suatu malam ketika sedang tidur ia bermimpi, dalam mimpinya ia
didatangi seseorang dan berkata padanya, “Penuhilah nadzarmu agar kamu
tidak terkena siksa yang pedih dari Allah.” Ketika pagi hari tiba, ia panggil
anaknya lalu menceritakan mimpi itu kepadanya. Kemudian ia menyuruh
anaknya agar menggali sebuah kuburan untuk mengubur ibunya di dalamnya.
Maka si pemuda melaksanakan perintah ibunya. Ketika si ibu dimasukkan ke
dalam kuburan, ia berdoa, “Tuhanku, aku telah kerahkan segenap
kemampuan dan kekuatanku, dan aku telah penuhi nadzarku, maka jagalah
aku dari segala marabahaya di dalam kubur ini!” Setelah itu, si pemuda
menimbun ibunya dengan tanah, kemudian pulang. Sesaat kemudian, tepat di
atas kepalanya, sang ibu melihat seberkas cahaya memancar dan lubang
seperti jendela. Dari lubang tersebut ia melihat taman yang indah yang di
dalamnya ada dua orang perempuan, lalu kedua perempuan itu
memanggilnya. “Wahai perempuan, keluarlah kamu dan pergilah kepada
kami!” Tiba-tiba lubang itu membesar, sehingga si ibu tersebut keluar untuk
mendatangi dua perempuan tadi. Setelah si ibu keluar, ternyata ia berada di
sebuah taman yang di dalamnya terdapat telaga yang bersih, dan kedua
perempuan tadi sedang duduk di tepi telaga tersebut, maka si ibu pun duduk
di samping mereka, lalu mengucapkan salam. Tetapi mereka tidak menjawab
salamnya. Si ibu bertanya, “Kenapa kalian berdua tidak menjawab salamku?
Padahal kalian mampu berbicara?” Mereka menjawab, “Salam adalah bentuk
ketaatan, sedangkan kami telah dilarang melaksanakan ketaatan.”
Beberapa saat si ibu tadi duduk di sebelah dua perempuan tadi, tiba-tiba
ada seekor burung yang hinggap di kepala salah seorang perempuan itu dan
melindunginya dengan sayapnya. Lalu datang lagi seekor burung dan
hinggap di kepala perempuan yang satunya sambil mematuki kepala
perempuan tersebut. Si ibu merasa dan bertanya pada perempuan yang
pertama, “Karena apa kamu memperoleh karomah (kemuliaan) ini?”
Perempuan itu bercerita, “Dulu ketika aku masih hidup di dunia aku punya
seorang suami, aku selalu taat kepadanya, dan ketika aku mati dia ridha
kepadaku, maka Allah memberiku kemuliaan semacam ini.” Kemudian si ibu
bertanya pada perempuan yang kedua, “Karena apa kamu mendapatkan siksa
semacam ini?” Perempuan itu pun bercerita, “Dulu aku adalah perempuan
shalihah dan aku mempunyai suami, tetapi aku selalu menentangnya. Hingga
ketika aku mati, suamiku masih marah padaku. Maka Allah menjadikan
kuburku seperti taman karena keshalihanku, tetapi Allah menimpakan siksa
seperti ini padaku karena kedurhakaanku pada suamiku. Karenanya, jika
kamu kembali lagi ke dunia, tolonglah aku dengan memohon pada suamiku
agar dia meridhai aku!”
Ketika telah lewat masa tujuh hari, berkatalah dua perempuan tadi
“Bangunlah dan masuklah kembali ke kuburmu, karena anakmu akan datang
untuk menggalimu.” Ketika si ibu masuk ke dalam kuburnya, ternyata
anaknya tengah menggali kuburnya kemudian mengeluarkanya serta
membawanya pulang. Maka tersebarlah kabar bahwa perempuan tadi telah
memenuhi nadzarnya, maka orang-orang berdatangan untuk mengunjunginya,
termasuk suami perempuan yang mendurhakai suaminya juga datang.
Maka ibu pemuda itu pun menceritakan tentang keadaan. perempuan yang
durhaka tadi pada suaminya, dan si suami pun memaafkanya. Ketika si ibu
tidur, ia mimpi bertemu dengan perempuan yang mendurhakai suaminya tadi
dan berkata, “Aku telah selamat dari siksa karena pertolonganmu, mudahmudahan
Allah mengampuni dan membalas kebaikanmu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar